Selasa, 04 Agustus 2009

Baik tanpa Rokok

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi
orang yang tak merokok...
(Tuhan 9 Centi, Taufiq Ismail)
Sebatang rokok memuat empat ribu senyawa kimia. Salah satunya amonia, bahan pembersih
lantai. Ironisnya, 62 juta jiwa atau 31,4 persen penduduk negeri ini memilih membasahi bibirnya
dengan 'cairan kain pel' itu saban harinya, sebab mereka adalah perokok.
Indonesia adalah surga perokok terbesar kelima di dunia setelah Rusia. Seperlima pelajar SD,
SMP, dan SMA di Jakarta dan Medan bahkan sudah getol mengisap sang 'paku maut' ini.
Delapan dari sepuluh pelajar di Jakarta terpaksa menjadi perokok pasif di tempat-tempat umum.
Begitu pula di Medan, dan kemungkinan kota-kota besar lainnya.
''Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati
karena penyakit rokok,'' begitu tulis Taufiq Ismail dalam sajak berjudul Tuhan 9 Centi. Taufiq,
yang dokter hewan itu, tak keliru. Menurut dr Tjandra Yoga Aditama, spesialis paru-paru RS
Persahabatan Jakarta, tanpa disadari, segudang zat kimia berbahaya dialirkan ke mulut, hidung,
dan paru-paru ketika sebatang rokok diisap.
Sebut saja aseton (bahan pembuat cat), arsen (racun), butane (bahan bakar mobil), kadmium
(aki mobil), karbonmonoksida (asap knalpot), DDT (insektisida), naftalen (kamper), DDT
(insektisida), metanol (bensin roket), atau hidrogen sianida (gas beracun). Kandungan zat-zat
maut ini lebih menggumpal pada asap rokok yang keluar dari pangkal rokok (mainstream smoke)
ketimbang dari ujung rokok (side stream smoke). Dari mana pun muasal asap, senyawa-senyawa
ini tetap tak boleh tersentuh aliran darah. Tapi faktanya, 1,1 miliar manusia justru gemar
merokok: 'menenggak' racun.
Tak heran, jumlah orang meninggal akibat sang lintingan tembakau ini segudang. Lima juta
nyawa melayang setiap tahunnya terkait kebiasaan merokok. Dengan pola merokok seperti saat
ini, kata dia, jumlahnya bakal menjadi 10 juta jiwa (dua kali lipat) pada 2020.
Pantas saja. Ada 25 macam penyakit yang mendekam di balik sebatang rokok, mulai dari jantung
hingga kanker. Perokok berisiko tiga kali lipat terkena serangan jantung; sembilan kali lipat didera
kanker tenggorokan; lima kali lipat diserang kanker mulut. Bayi dari ibu perokok terancam
mengalami gangguan enzim pernapasan saat lahir. Masih banyak penyakit lainnya.
Singkat kata, rokok racun yang bebas diperjualbelikan itu adalah senjata pamungkas guna
memangkas populasi umat manusia. ''Separuh dari perokok di dunia saat ini (650 juta orang)
berpotensi meninggal akibat kebiasaannya itu,'' terang Yoga, Selasa (30/5), dalam diskusi di RS
Persahabatan, menyambut Hari Tanpa Tembakau Dunia hari ini (31/5).
Sialnya, bukan perokok pun ketiban dampaknya. Sebanyak 20-30 persen penderita kanker paru
di dunia adalah perokok pasif. Perokok aktif sendiri, menurut dr Cleimens Manyakori, direktur
Pelayanan Medis dan Perawatan RS Persahabatan, tak mudah lepas dari kecanduan rokok.
Seperti narkoba, efek nikotin amat kuat pada sistem syaraf. Namun, terangnya, bukannya tak
mungkin keluar dari jeratan sang 'paku maut'. Tak sedikit yang sukses. ''Apalagi kalau kita tahu
dampak buruknya. Selain itu, kita juga harus tahu dampak baiknya,'' terang Cleimens.
Fakta Angka:
25
Jenis penyakit yang disebabkan asap rokok.
Perubahan Tubuh Setelah Berhenti Merokok
Dalam 20 menit:
Tekanan darah dan denyut nadi kembali ke normal.
Dalam 8 jam:
Kadar oksigen darah kembali normal.
Dalam 24 jam:
Karbonmonoksida dieliminasi dari tubuh. Paru mulai mengeluarkan mukus dan debris.
Dalam 48 jam:
Nikotin tak dapat lagi dideteksi dalam tubuh. Kemampuan mencium dan merasa jadi lebih baik.
Dalam 72 jam:
Bernapas mulai lebih lega sebab bronkus lebih elastis.
Dalam 2-12 minggu:
Sirkulasi di berbagai bagian tubuh membaik.
Dalam 3-9 bulan:
Gangguan pernapasan (batuk, sesak napas) mulai membaik. Fungsi paru meningkat 5-10
persen.
Dalam 5 tahun:
Risiko serangan jantung jadi separuh ketimbang yang terus merokok.
Dalam 10 tahun:
Risiko memperoleh kanker paru menjadi separuh. Risiko serangan jantung sama dengan yang
tidak merokok sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar